Rabu, 27 Maret 2013

Benar vs Betul yang benar

Apakah benar sama dengan betul?
Benar dan betul adalah dua kata yang berbeda, namun sering kali persepsi orang akan kedua makna dari kedua kata tersebut adalah sama. Benar berarti betul, dan betul berarti benar. Namun, jika ditelaah lebih dalam menurut aliran filsafat, kedua kata ini memiliki filosofi yang berbeda. Jika kedua kata tersebut diberi imbuhan ke-an, maka akan terlihat jelas perbedaannya.
a. Benar + ke..an = Kebenaran,
Kebenaran Hal yang melambangkan titik tertinggi dari ketidaksalahan. Kebenaran berlaku general dan global, akan mendeskripsikan dan mengilustrasikan kebenaran dengan tingkat kesepakatan kata yang cenderung sama.
b. Betul + ke..an = Kebetulan,
Kata yang didalamnya terselip sebuah kejadian ketidaksengajaan dan pastinya karena lebih bersifat insidental, maka pemaknaannya akan tergantung pada sikon dan orang yang memaknainya.
Ada beberapa jenis kebenaran digolongan dari pembuktian akan kebenaran itu sendiri, antara lain;
a. Kebenaran Indrawi, kebenaran adalah kenyataan yang ditangkap indra.
Contoh; air adalah benda cair.
b. Kebenaram Ilmiah, Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, koheren.
Contoh: Setiap benda yang ada di permukaan bumi akan jatuh ke bawah karena dipengaruhi gaya gravitasi.
c. Kebenaran Filsafat, Kebenaran yang diperoleh dengan cara merenungkan atau memikirkan sesuatu sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, baik sesuatu itu ada atau mungkin ada.
Contoh; penganut aliran materialis menganggap materi adalah satu-satunya orientasi berfikir, karena hanya materi satu-satunya wujud yang nyata.
d. Kebenaran Religi, Kebenaran mutlak dan asasi dari Allah dan Rasulnya. Beberapa hal masih bisa dinalar dengan panca indra manusia, tapi sebagian hal lain tidak.
Contoh; segala perbuatan manusia di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya diakherat kelak.
Macam-macam teori kebenaran antara lain:
a. Teori Koherensi, suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi dengan suatu pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh, ‘Semua manusia pasti akan mati’ adalah suatu pernyataan yang benar. Maka pernyataan ‘Polan adalah seorang manusia dan si Polan pasti akan mati’ adalah benar pula, sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan pertama.
b. Teori Korespondensi, suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Contoh, ‘Ibu kota Republik Indonesia adalah Jakarta’. Pernyataan tersebut adalah benar, sebab pernyataan tersebut berhubungan dengan objek yang bersifat faktual.
c. Teori Pragmatis, kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Seperti kebenaran religi yang dianggap benar karena memberi fungsional dalam memberikan pegangan moral.
Menurut penganut teori pragmatisme, sebuah ilmu pengetahuan dianggap benar apabila memenuhi ciri-ciri berikut;
a. Dapat diasimilasikan
b. Dapat diuji validitasnya
c. Dapat Berkolaborasi
d. Mampu dilakukan verifikasi
Referensi:
Rubik Bahasa: Benar tak sama betul. http://rubrikbahasa.wordpress.com/2011/08/19/benar-tak-sama-betul/
Suriasumantri, Jujun S. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Wahono, Romi Satria. Hakekat Kebenaran. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:wESKCHIPXBkJ:romisatriawahono.net/2007/02/20/hakekat-kebenaran/+kebenaran+indrawi,+kebenaran+ilmiah&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id

Tidak ada komentar: