Minggu, 31 Maret 2013

golongan darahmu.


Golongan darah dapat mencerminkan watakmu.
Believe it or not..??
Golongan darah A : Sikapmu lembut, tapi dalam mengambil keputusan nampak tegas. Suka mengalah dan ringan tangan. Suka membantu siapa saja yang sedang dilanda kesusahan. Sekalipun orang yang ditolongnya baru pertama kali dijumpainya, alias belum dikenal.Bahkan terkadang sifat sosialnya itu agak diluar batas kewajaran sebagai manusia. Habis udah tau punya uang pas-pasan misalnya, eh malah diberikan ke orang lain. Tapi ya itu, dia hanya akan memberikan pertolongan berdasarkan perasaan hati nurani alias nggak perlu diminta. Justru pada orang yang terang-terangan meminta padanya, dia amat nggak suka.Orang punya golongan darah A termasuk yang enggak mudah emosi. Meskipun perasaannya sebenarnya tersinggung, tapi nggak diperlihatkannya. Kecuali jika dianggapnya sudah keterlaluan banget, emosinya bisa nggak terkendali.Tapi namanya juga manusia, tetap punya kelemahan. Jika sudah merasa cape dalam mengerjakan sesuatu suka ngedumel/cuap2. he..he..he.. Bicaranya ceplas-ceplos, tanpa peduli pada perasaan orang lain. Pada orang yang jelas-jelas nggak disukainya terlalu diperlihatkan. Boro-boro mau ngobrol, dekat-dekat aja nggak mau.Pada umumnya orang yang memiliki golongan darah A sedikit pemalu. Itu sebabnya untuk bisa masuk lingkungan pergaulan butuh waktu beradaptasi cukup lama.
Golongan darah B : Otaknya cerdas, sifatnya periang dan rasa humornya tinggi. Demen banget ngobrol, bahkan kalau sudah ketemu orang yang dianggapnya cocok, betah ngobrol sampai berjam-jam lamanya.Orang yang memiliki golongan darah B termasuk orang yang mudah bergaul. Sahabatnya ada di mana-mana. Sikapnya selalu optimis dan jika sudah mengambil keputusan, sulit sekali diubah. Pendiriannya yang keras itulah yang menjadikannya sering meraih sukses. Apa yang dicita-citakannya selalu tercapai.Kelemahan dari orang yang memiliki golongan darah B adalah kurang hati-hati. Suka pamer dan suka dipuji. Bicaranya terkadang seperti nggak pakai kontrol. Nggak jarang sering membuat lawan bicaranya tersinggung.
Golongan darah AB : Orang yang di dalam tubuhnya mengalir golongan darah AB punya watak yang lain dari yang lain. Kalau boleh disebut, perangainya sangat istimewa yang merupakan gabungan watak atau sifat golongan darah A dan B.Begitu istimewanya, sampai-sampai isi hatinya sulit sekali ditebak, apalagi jalan pikirannya. Kalau dari kulitnya, penampilannya sehari-hari misalnya, lebih condong ke orang yang memiliki golongan darah B, seperti mudah bergaul, selalu optimis dan pendiriannya keras serta suka dipuji. Tapi sebenarnya hatinya sih cenderung ke golongan darah A. Suka mengalah dan murah hati.Bahkan teman-teman dekatnya pun sering menyebutnya sebagai manusia aneh. Habis wataknya bisa berubah 180 derajat hanya dalam waktu sekian menit. Misalnya sedang marah, tiba-tiba dia bisa tertawa terbahak-bahak. Begitu juga jika sedang santai misalnya, bisa saja tiba-tiba dia jadi sedih.Hanya saja orang yang punya golongan darah AB suka kurang percaya diri. Bawaanya selalu curiga!
Golongan darah O: Rasa percaya dirinya oke. Pendiriannya kuat dan nggak mudah goyah. Apa yang sudah menjadi keputusannya, nggak bisa diubah dengan bujuk rayu. Tapi nggak menutup kemungkinan keputusannya itu bisa diubahnya, hanya dengan teori serta didukung alasan kuat dan masuk akal.Tapi jangan khawtir atau ragu dengan keputusan yang diambilnya. Soalnya, setiap keputusan yang diambilnya, itu merupakan hasil pemikirannya yang matang. Mengingat orang yang memiliki golongan darah O ini bijaksana.Sikap bijaksananya itulah yang membawanya nggak mudah terpengaruh pada lingkungan pergaulan yang buruk. Orang yang memiliki golongan darah O lebih suka nggak punya teman, ketimbang harus masuk lingkungan pergaulan yang buruk.Seperti pepatah mengatakan, tak ada gading yang tak retak. Begitu juga dengan orang yang memiliki golongan darah O ini! Kelemahannya, keras kepala dan terkadang pandangannya agak konvensional. Nggak suka mengalah. Dalam perdebatan misalnya, meskipun sudah tahu kalau pendapatnya itu salah, tapi tetap nggak sudi mengakuinya.

Fakta cewek dan cowok ,teoriku ji ini.


Fakta Cowok: Saat seorang cowok menelepon kamu, dia ingin bersama kamuSaat seorang cowok terdiam, dia sedang mendengarkan kamu
Saat seorang cowok tidak membantah, dia sedang menyadari bahwa ia salah
Saat seorang cowok berkata "aku baik-baik saja" setelah beberapa menit, kenyataannya memang begitu
Saat seorang cowok menatap kamu, ia sedang berpikirkamu lah hal paling indah di dunia
Saat kamu menyandarkan kepala kamu pada bahu/dada seorang cowok, dia serasa memiliki segalanya
Saat seorang cowok menelepon kamu setiap hari, ia sedang jatuh cinta
Saat seorang cowok (yang baik) mengatakan bahwa ia sayang/cinta sama kamu, dia serius
Saat seorang cowok berkata iatidak bisa hidup tanpa kamu, dia akan bersama kamu hingga akhir
Saat seorang cowok berkata bahwa ia kangen sama kamu, ia kangen kamu, lebih daripada perasaan kangen kamu padanya, atau pada apapun
Fakta Cewek: Saat seorang cewek terdiam, jutaan hal sedang ada dipikirannya
Saat seorang cewek tidak membantah, ia sedang berpikir serius
Saat seorang cewek memandang kamu dengan mata bertanya-tanya, ia sedang bertanya-tanya berapa lama kamu akan ada di dekatnya
Saat seorang cewek berkata "aku baik-baik saja" setelah beberapa detik, sebenarnya dia tidak "tidak apa-apa"
Saat seorang cewek menatap kamu, dia sedang bertanya-tanya kenapa kamu benar-benar "wonderful"
Saat seorang cewek bersandar pada dada/bahu kamu, dia sedang berharap kamu bisajadi miliknya selamanya
Saat seorang cewek menelepon kamu setiap hari, ia sedang berusaha memperoleh perhatiankamu
Saat seorang cewek ingin bertemukamu setiap hari, dia ingin dimanja
Saat seorang cewek berkata "aku akan sayang sama kamu selamanya", dia serius
Saat seorang cewek berkata ia tidak bisa hidup tanpa kamu, dia sudah menetapkanpilihan bahwa kamu adalah masa depannya
Saat seorang cewek berkata dia kangen samakamu, tak ada seorang pun didunia ini yang bisa menyaingi rasa kangen dia sama kamu

lukisan di kaca mobil yang kotor.







bos vs staf


Bila boss berubah-ubah pendapat, itu berarti beliau fleksibel. Bila staff berubah-ubah pendapat, itu berarti dia plin-plan

Bila boss bekerja lambat, itu berarti beliauteliti. Bila staff bekerja lambat, itu berarti dia tidak perform

Bila boss bekerja cepat, itu berarti beliau smart. Bila staff bekerja cepat, itu berarti dia terburu-buru

Bila boss lambat memutuskan, itu berarti beliau hati-hati. Bila staff lambat memutuskan, itu berarti dia telmi

Bila boss mengambil keputusan cepat, itu berarti beliau berani mengambil keputusan. Bila staff mengambil keputusan cepat, itu berarti dia gegabah

Bila boss terlalu berani mengambil resiko, itu berarti beliau risk taking. Bila staff terlalu berani mengambil resiko, itu berarti dia sembrono

Bila boss tidak berani mengambil resiko, itu berarti beliau prudent. Bila staff tidak berani mengambil resiko, itu berarti dia tidak berjiwa bisnis

Bila boss mem-by pass prosedur, itu berarti beliau proaktif-innovatif. Bila staff mem-by pass prosedur, itu berarti dia melanggar aturan

Bila boss curiga terhadap mitra bisnis, itu berarti beliau waspada. Bila staff curiga terhadap mitra bisnis, itu berarti dia negative thinking

Bila boss menyatakan sulit, itu berarti beliau prediktif-antisipatif. Bila staff menyatakan sulit, itu berarti dia pesimistik

Bila boss menyatakan mudah, itu berarti beliauoptimis. Bila staff menyatakanmudah, itu berarti diameremehkan masalah

Bila boss sering keluar kantor, itu berarti beliau rajin ke customer. Bila staff sering keluar kantor, itu berarti dia sering kelayapan

Bila boss sering entertainment, itu berarti beliaurajin me-lobby customer. Bila staff sering entertainment, itu berarti dia menghamburkan anggaran

Bila boss sering tidak masuk, itu berarti beliau kecapaian karena kerja keras. Bila staff sering tidak masuk, itu berarti dia pemalas

Bila boss minta fasilitas mewah, itu berarti beliau menjaga citra perusahaan. Bila staff minta fasilitas mewah, itu berarti diabanyak menuntut





Bila boss membuat tulisan seperti ini, itu berarti beliau humoris. Bila staf membuat tulisan seperti ini, itu berarti dia : frustasi, iri terhadap karir orang lain, negative thinking, barisan sakit hati, provokasi, tidak tahan banting, berpolitik di kantor, tidak produktif, tidak sesuai dengan budaya perusahaan ….. dan masih banyak lagi …. Ha ha ha ha ….

REZEKI DITANGAN TUHAN,moko apa?

Ada dua penjual bensin, yang satunya SPBU Pertamina dan yang satunya penjual bensin eceran jualannya berdampingan.tapi sebenernya ane tau bener gan, kalo si penjual eceran dari dulu udah buka lapak jual bensin eceran disitu
(coz tiap hari ane lewat daerah situ) tapi beberapa bulan yang lalu dibangunlah SPBU Pertamina tepat disamping penjual bensin eceran tersebut. Yg bikin ane terheran-heran, kenapa si penjual bensin eceran itu masih aja bertahan sampe sekarang ??
Ane : Pak, beli bensin
Eceran : Berapa ??
Ane : satu aja
Pak Eceran : (ngambil 1 botol bensin trus nuangin ke tengki motor ane)
Ane : (trus nyodorin Rp. 5000,- buat si Bapak penjual bensin eceran sambil iseng nanya). Pak, kok ya masih jualan bensin eceran disini, kan sudah ada SPBU, cuma disamping ini lagi SPBU-nya,,,Eceran : (dengan sante menjawab) untung2an mas,
kalo rejeki ga bakal kemana.
Ane : amiiiiin
Ternyata ALLAH maha adil, memberikan riskinya dimanapun dan kapanpun tidak pandang tempat dan kondisi

Rabu, 27 Maret 2013

Benar vs Betul yang benar

Apakah benar sama dengan betul?
Benar dan betul adalah dua kata yang berbeda, namun sering kali persepsi orang akan kedua makna dari kedua kata tersebut adalah sama. Benar berarti betul, dan betul berarti benar. Namun, jika ditelaah lebih dalam menurut aliran filsafat, kedua kata ini memiliki filosofi yang berbeda. Jika kedua kata tersebut diberi imbuhan ke-an, maka akan terlihat jelas perbedaannya.
a. Benar + ke..an = Kebenaran,
Kebenaran Hal yang melambangkan titik tertinggi dari ketidaksalahan. Kebenaran berlaku general dan global, akan mendeskripsikan dan mengilustrasikan kebenaran dengan tingkat kesepakatan kata yang cenderung sama.
b. Betul + ke..an = Kebetulan,
Kata yang didalamnya terselip sebuah kejadian ketidaksengajaan dan pastinya karena lebih bersifat insidental, maka pemaknaannya akan tergantung pada sikon dan orang yang memaknainya.
Ada beberapa jenis kebenaran digolongan dari pembuktian akan kebenaran itu sendiri, antara lain;
a. Kebenaran Indrawi, kebenaran adalah kenyataan yang ditangkap indra.
Contoh; air adalah benda cair.
b. Kebenaram Ilmiah, Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, koheren.
Contoh: Setiap benda yang ada di permukaan bumi akan jatuh ke bawah karena dipengaruhi gaya gravitasi.
c. Kebenaran Filsafat, Kebenaran yang diperoleh dengan cara merenungkan atau memikirkan sesuatu sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, baik sesuatu itu ada atau mungkin ada.
Contoh; penganut aliran materialis menganggap materi adalah satu-satunya orientasi berfikir, karena hanya materi satu-satunya wujud yang nyata.
d. Kebenaran Religi, Kebenaran mutlak dan asasi dari Allah dan Rasulnya. Beberapa hal masih bisa dinalar dengan panca indra manusia, tapi sebagian hal lain tidak.
Contoh; segala perbuatan manusia di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya diakherat kelak.
Macam-macam teori kebenaran antara lain:
a. Teori Koherensi, suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi dengan suatu pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh, ‘Semua manusia pasti akan mati’ adalah suatu pernyataan yang benar. Maka pernyataan ‘Polan adalah seorang manusia dan si Polan pasti akan mati’ adalah benar pula, sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan pertama.
b. Teori Korespondensi, suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Contoh, ‘Ibu kota Republik Indonesia adalah Jakarta’. Pernyataan tersebut adalah benar, sebab pernyataan tersebut berhubungan dengan objek yang bersifat faktual.
c. Teori Pragmatis, kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Seperti kebenaran religi yang dianggap benar karena memberi fungsional dalam memberikan pegangan moral.
Menurut penganut teori pragmatisme, sebuah ilmu pengetahuan dianggap benar apabila memenuhi ciri-ciri berikut;
a. Dapat diasimilasikan
b. Dapat diuji validitasnya
c. Dapat Berkolaborasi
d. Mampu dilakukan verifikasi
Referensi:
Rubik Bahasa: Benar tak sama betul. http://rubrikbahasa.wordpress.com/2011/08/19/benar-tak-sama-betul/
Suriasumantri, Jujun S. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Wahono, Romi Satria. Hakekat Kebenaran. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:wESKCHIPXBkJ:romisatriawahono.net/2007/02/20/hakekat-kebenaran/+kebenaran+indrawi,+kebenaran+ilmiah&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id

Betul vs Benar

Kebanyakan kita (para wartawan dan pemakai bahasa Indonesia) pada umumnya menganggap BETUL itu sama persis dengan BENAR. Jakalau saya berkata bahwa kedua kata itu tidak sama pastilah orang tidak setuju. Apalagi kalau saya berkata bahwa kedua kata itu tidak bersinonim maka orang yang lain akan protes keras.

Orang yang BENAR itu biasanya adalah orang yang melakukan perbuatan baik, jujur dalam ucapan dan perbuatan menurut hukum negara dan hukum Tuhan. Tetapi, orang yang BETUL itu sampai sekarang belum pernah saya dengar.

Dua kata yang berlainan bunyinya disebut sama jikalau kata-kata itu tidak mengubah makna sebuah kalimat meskipun dipakai secara bergantian. Makna katanya pun tidak akan berubah meskipun kata-kata itu mendapat imbuhan.

Ahli bahasa Indonesia dari Unversitas Padjadjaran Bandung, Prof Yus Badudu, berkata (saya lupa kapan dan di mana, tetapi saya kira di dalam buku "Inilah Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar" bahwa dalam bahasa Indonesia tidak ada kata yang sama persis maknanya. Karena itu, paling-paling "bersinonim" dengan kata yang lain. Maksudnya, memiliki kemiripan makna.

Menurut hemat saya, sebuah lema dalam bahasa Indonesia pada umumnya akan berubah maknanya jikalau mendapat imbuhan (awalan atau akhiran). Kosa-kata bahasa Indonesia setakat ini memang belumlah banyak dibanding dengan bahasa Jawa apalagi bahasa Arab atau Inggris. Tetapi sistem "imbuhan" justru telah memperbanyak pengertian sebuah kata dasar.

Adakah sistem ini dalam bahasa yang asing? Mungkin Kang Tendy atau anggota milis guyubbahasa yang lain bisa menjawab, lantaran pengetahuan saya tidak luas dalam perkara nahu atau tata bahasa.

Teman saya seorang Korea Selatan, Yong Kim namanya. Dia dosen bahasa Ingrris di Universitas Kristen Kupang NTT. Hampir saban hari dia datang pada saya dan mengatakan terus-terang bahwa tata bahasa Indonesia sulit sekali dimengerti jika sampai pada kasus "kata berimbuhan".

Dari kata dasar BETUL akan turun kata MEMBETULKAN dan KEBETULAN, dan dari kata dasar BENAR akan turun pula kata MEMBENARKAN dan KEBENARAN. Dua kata berimbuhan ini mirip, tetapi jika ditilik lebih cermat akan tampak sekali perbedaan maknanya.

Kita dapat MEMBETULKAN radio yang rusak tetapi tidak mungkin kita MEMBENARKAN sepeda motor yang rusak. Dalam kasus ini, MEMBETULKAN berarti memperbaiki supaya baik kembali seperti semula, tetapi MEMBENARKAN artinya membuat supaya benar, atau mengakui bahwa sesuatu itu benar atau dibenarkan.

Setakat ini, KEBENARAN dan KEBETULAN dipakai dalam percakapan secara serampangan atau mana suka sebab orang menganggap dua kata itu sama saja artinya. "Wah, gua cari-cari lu dari kemaren...KEBENARAN, lu muncul!" Yang dimaksud dengan KEBENARAN dalam kalimat dialek Jakarta itu sebenarnya adalah KEBETULAN, yang berarti tidak disangka-sangka.

Ya, kita dapat mengatakan sesuatu dengan seBENAR-BENARnya tetapi kita tidak lazim mengatakan dengan seBETUL-BETULnya.

Saya dibuat menjadi bingung ketika membaca berita yang disiarkan Kantor Berita Antara:

Grobogan, 3/5 (ANTARA) - Rumah Nyonya Wahyuni di Kelurahan Kuripan Kecamatan Purwodadi Jawa Tengah diobrak-abrik kawanan pencuri Rabu malam dan menyebabkan korban kehilangan 60 gram emas senilai Rp20 juta.

Kapolres Grobogan, AKBP Juhartana, MEMBENARKAN kejadian itu dan polisi sedang melacak dan mengejar pelakunya.***

MEMBENARKAN kejadian itu artinya mengakui bahwa peristiwa pencurian di rumah Nyonya Wahyuni adalah benar atau dibenarkan, atau tidak salah. Padahal, pencurian di mana pun di dunia ini selalu adalah perbuatan yang salah menurut hukum pidana dan hukum Taurat.

Kalau peristiwa pencurian itu dianggap benar saja, menurut AKBP Juhartana, mengapa pula polisi harus melacak dan mengejar pelakunya? Dengan perkataan lain, jikalau peristiwa pencurian itu benar atau dibenarkan polisi, maka kawanan pencuri itu harus pula diakui sebagai orang yang benar. Betul to?

lobi dan propaganda



Abstrak:
Dalam Era Globalisasi sekarang ini, konsep Lobi dan Negosiasi adalah merupakan suatu keharusan. Karena pergaulan kemasyarakatan baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional memerlukan pelobi-pelobi dan negosiator yang handal (komunikabilitas) untuk dapat mencegah tidak terjadi dan berkembangnya suatu konflik yang berkepanjangan yang pada gilirannya menjadi suatu bentrokan fisik, bahkan peperangan. Kata Kunci: Lobi, negosiasi, dan globalisasi.
A.Pendahuluan
Adalah hal yang jamak, apabila dalam sekumpulan orang terdapat berbagai perbedaan dalam pandangan, sikap, dan tingkah laku dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik di lingkup lokal, maupunnasional dan internasional. Tuhan menciptakan manusia berbangsa-bangsa, berjenis-jenis, berbagai karakter dengan kecerdasan dan ketajaman pikiran yang berbeda pula. Sebagian manusia sangat cerdas, berdisiplin, jujur, sabar, dan bertanggung jawab, namun sebagian lagi ada yang kurang cerdas, emosional/cepat marah, suka berbohong, indisipliner dan tidak bertanggung jawab. Kondisi kodrat seperti itu merupakan salah satu sumber penyebab; mengapa tidak semua persoalan mendapat tanggapan yang sama dan penyelesaiannya juga berbeda? Apakah perbedaanperbedaan yang terjadi yang berpotensi menjadi silang pendapat bahkan tindak kekerasan terus saja dibiarkan? Banyak kasus yang berawal dari silang pendapat bermuara menjadi tindak kekerasan; lihat tindak kekerasan dalam rumah tangga biasanya bermula dari silang pendapat. Begitu pula halnya silang pendapat tentang sebuah RUU boleh jadi berpotensi menjadi sebuah kerusuhan antara kelompok yang pro dan kontra, misalnya RUU-APP. Tindak kekerasan dan/atau konflik fisik dirasakan sebagai hal yang sangat merugikan salah satu pihak bahkan kedua-duanya. Tindak kekerasan bukan saja dianggap tidak dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan tuntas, tetapi juga menelan biaya yang besar yang seharusnya bisa dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat (lihat berapa jumlah biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk menyelesaikan konflik Aceh?). Masyarakat luas pada umumnya sudah tidak lagi bisa menerima tindak kekerasan yang sangat bertentangan dengan HAM. 
Dalam lingkungan kehidupan organisasi kemasyarakatan, baik sosial, ekonomi maupun politik, upaya untuk mencapai sasaran dengan menggunakan kekerasan atau berdasarkan kekuatan otot belaka sudah bukan jamannya. Dalam menyelesaikan suatu perbedaan/pertentangan diperlukan dialog dan musyawarah melalui lobi dan negosiasi, meskipun adakalanya berlangsung alot dan membutuhkan waktu relatif lama (lihat konflik Aceh yang berlangsung puluhan tahun).

Dewasa ini proses melobbi baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional yang serba global menjadi semakin penting, karena penggunaan kekuasaan yang sewenang-wenang atau kekerasan guna mendapatk konsesi atau persetujuan tidak lagi dapat diterima atau dianggap illegitimate. Dalam hubungan inilah, maka lobi dan negosiasi dapat merupakan solusi bagi mencegah berkembangnya pertentangan-pertentangan yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, termasuk pergaulan internasional dalam orbit global.

B. Lobi dan Negosiasi
Sebagai Suatu Konsep Melakukan “lobi dan negosiasi” harus sesuai dengan prinsip- prinsip, strategi, teknik, dan taktik, esensi dan fungsinya, oleh karena itu disebut sebagai suatu konsep. Untuk memahami konsep termaksud perlu mensiasati terlebih dahulu pengertian atau definisi dari lobi dan negosiasi.

1.Pengertian Lobi (Lobbying)
Menurut kamus Webster, Lobby atau Lobbying berarti: Melakukan aktivitas yang bertujuan mempengaruhi pegawai umum dan khususnya anggota legislatif dalam pembuatan peraturan.
Menurut Advanced English – Indonesia Dictionary, Lobby atau Lobbying berarti: Orang atau kelompok yang mencari muka untuk mempengaruhi anggota Parlemen;. Sedangkan Lobbyist berarti: Orang yang mencoba mempengaruhi pembuat undang-undang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Melobi ialah melakukan pendekatan secara tidak resmi, sedangkan pelobian adalah bentuk partisipasi politik yang mencakup usaha individu atau kelompok untuk menghubungi para pejabat pemerintah atau pimpinan politik dengan tujuan mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapat menguntungkan sejumlah orang. Dalam tulisan ini istilah lobby atau Lobbying di Indonesia-kan menjadi Lobi sedangkan istilah lobbyist di Indonesia-kan menjadi Pelobi, yaitu orang yang melakukan Lobi. Definisi Lobi dapat disusun sebagai ;Suatu upaya pendekatan yang dilakukan oleh satu pihak yang memiliki kepentingan tertentu untuk memperoleh dukungan dari pihak lain yang dianggap memiliki pengaruh atau wewenang dalam upaya pencapaian tujuan yang ingin dicapai.

2. Pengertian Negosiasi
Negosiasi (Negotiation) dalam arti harfiah adalah negosiasi atau perundingan. Negosiasi adalah komunikasi timbal balik yang dirancang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Negosiasi memiliki dua arti, yaitu:
1) Proses tawar menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain;
2) Penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak-pihak yang bersangkutan. Secara ringkas dapat dirumuskan, bahwa
Negosiasi adalah suatu proses perundingan antara para pihak yang berselisih atau berbeda pendapat tentang sesuatu permasalahan.

3. Esensi Lobi dan Negosiasi
Walaupun bentuknya berbeda, Namur esensi Lobi dan Negosiasi mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk mencapai sesuatu target (objective) tertentu. Lobi-lobi atau negosiasi harus diperankan oleh Pelobi (Lobyiest) yang mahir dan mempunyai kemampuan berkomunikasi yang tinggi (komunikabilitas). Hanya saja “Negosiasi” merupakan suatu proses resmi atau formal, sedangkan Lobi; merupakan bagian dari Negosiasi atau dapat pula dikatakan sebagai awal dari suatu proses Negosiasi.

4. Lobi sebagai awal Negosiasi
Dewasa ini upaya lobi-melobi bukan lagi monopoli dunia politik dan diplomasi, tetapi juga banyak dilakukan para pelaku bisnis, selebritis dan pihak-pihak lain termasuk PNS rendahan. 
Istilah Lobi yang berarti teras atau serambi ataupun ruang depan yang terdapat pada suatu bangunan atau hotel-hotel yang dijadikan sebagai tempat duduk tamu-tamu. Sambil duduk-duduk dan bertemu secara santai, seraya berbincang-bincang untuk membicarakan sesuatu mulai dari hal yang ringan-ringan sampai EDUCARE: Jurnal Pendidikan dan Budaza, kepada masalah politik dan pemerintahan dalam negeri bahkan luar negeri, baik dalam rangka pendekatan awal sebelum pelaksanaan negosiasi maupun secara berdiri sendiri untuk kepentingan lobi itu sendiri. Biasanya lobi-lobi dilakukan sebagai pendekatan dalam rangka merancang sesuatu perundingan. Apabila lobi berjalan mulus diyakini akan menghasilkan perundingan yang sukses. 
5. Negosiasi sebagai suatu Fungsi dan Sarana.
Istilah Negosiasi sebenarnya berawal dari dunia diplomasi yaitu dunia yang digeluti oleh para diplomat (Dubes, Duta, Kuasa Usaha, Konsul, dan lainlain) dalam melakukan kegiatan sesuai kepentingan negaranya di negara mana mereka bertugas.

Jadi, negosiasi adalah merupakan salah satu fungsi utama dari para Diplomat. Oleh karena itu, dalam pergaulan internasional hampir setiap negara menempatkan diplomat-diplomatnya di negara-negara sahabat. Meskipun istilah dan praktik negosiasi berawal dari dunia diplomasi, namun dewasa ini sudah menjadi sarana pada berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik dalam dimensi eksternal maupun dimensi domestik.

Kata kunci Negosiasi; persetujuan yang dapat diterima oleh para pihak. Kata kunci ini berlaku bagi segala macam Negosiasi, seperti:
a. Negosiasi diplomatik
b.Negosiasi perdagangan internasional (bilateral maupun multilateral)
c. Negosiasi global (seperti negosiasi sengketa utara & selatan)
d. Negosiasi antara buruh dan majikan
e. Negosiasi antara penjual dan pembeli
f. Negosiasi antara dua korporasi yang ingin melakukan merger atau aliansi strategik.
g. Negosiasi pembentukan joint venture
h. Negosiasi mengenai investasi langsung (direct investment) 
i. Negosiasi pilkada
j. Negosiasi pemenangan tender, dan sebagainya.

6. Prinsip, Strategi, Teknik, dan Taktik Lobi dan Bernegosiasi
Lobi memiliki beberapa karakteristik yaitu bersifat informal dalam berbagai bentuk, pelakunya juga beragam, dapat melibatkan pihak ketiga sebagai perantara, tempat dan waktu fleksibel dengan pendekatan satu arah oleh pelobi. Ada beberapa cara untuk melakukan lobi baik yang legal maupun ilegal, secara terbuka maupun tertutup/rahasia, secara langsung ataupun tidak langsung. Sebagai contoh: upaya penyuapan dapat dikategorikan sebagai lobi secara langsung, tertutup dan ilegal. Lobi semacam ini jelas melanggar hukum, namun karena bersifat tertutup/rahasia, agak sulit untuk membuktikannya (contoh: kasus-kasus lobi pemenangan tender dengan pendekatan gula-gula/wanita, seperti yang sering diberitakan diberbagai mass media).

C. Modal dan Model Negoisasi
1. Modal Negosiasi
a. Menurut sejumlah ilmuwan Sosial, yaitu: French dan Roven,
Baldridge dan Kanter dalam Mufid A. Busyairi, (1997). Ada beberapa sumber kekuatan dalam melakukan Negosiasi yaitu:
1) otoritas,
2) informasi dan keahlian,
3) kontrol terhadap penghargaan,
4) kekuatan memaksa dengan kekerasan,
5) aliansi dan jaringan,
6) akses terhadap dan kontrol kepada agenda,
7) mengendalikan tujuan dan simbol-simbol, dan
8) kekuatan personal.

b.Di samping delapan modal tersebut di atas, sebelum menetapkan aktor/pelobi/perunding, tempat dan waktu perundingan, pendekatan dan target,keberhasilan Lobi adalah merupakan modal yang tidak kalah pentingnya.

c. Strategi, teknik dan taktik Negosiasi yang telah dirancang dengan baik dengan
memenuhi prinsip-prinsip bernegosiasi adalah juga merupakan modal yang dapat menentukan keberhasilan Negosiator dalam bernegosiasi, termasuk di dalamnya kemampuan berkomunikasi.
Strategi yang dimaksud adalah:
1) Negosiator harus tahu persis target (objective) yang ingin dicapai.
2) Negosiator harus memiliki wewenang untuk melakukan negosiasi.
3) Negosiator harus mendalami masalah-masalah yang dirundingkan dengan baik.
4) Negosiator harus mengenali mitra rundingnya dengan baik.
5) Negosiator harus memahami hal-hal yang prinsip dan bukan prinsip.

2. Model Pendekatan Negosiasi

Belajar dari banyak kasus Negosiasi yang pernah terjadi menunjukkan adanya dua model pendekatan negosiasi, yaitu:

a.Model Pendekatan Kooperatif
Model pendekatan ini disebut juga model Pemecahan Masalah Bersama atau Model Menang-menang. Menurut Schoonmaker (1989) yang dikutip Mufid A. Busyairi (1997), Negosiasi Menang-menang layak dilakukan jika masalah yang dinegosiasikan menyangkut kepentingan bersama dan antar pihak yang bernegosiasi terdapat hubungan saling percaya mempercayai. 
Oleh karena itu, tindakan yang disarankan oleh Thorn (dalam Mufid A. Busri, 1997) yang perlu dilakukan dalam negosiasi menang-menang adalah:
1) memastikan bahwa pihak lain memilih model menang-menang (bukan mau
menang sendiri),
2) mengenali masalah yang dihadapi (tidak membahas pemecahan sebelum mengenal masalah),
3) menangani masalah yang berpotensi mempunyai pemecahan yang menghasilkan menang-menang.
4) saling membagi informasi,
5) memberi tanda-tanda positif kepada pihak lain seperti memberi hadiah-hadiah,
6) menghindari sikap bertahan dan memberikan persetujuan jika iklimnya sesuai, dan
7) menghindari sedapat mungkin pendekatan legalistik.

Negosiasi menang-menang adalah merupakan model negosiasi yang lebih besar peluang keberhasilannya bila dibanding dengan negosiasi menang-kalah (lihat peristiwa Aceh!). Kemenangan yang diperoleh adalah kemenangan bersama, karena pemecahan yang dihasilkan mengacu kepada fokus interes bersama bukan berdasar pada posisi masing-masing pihak.

b. Model Pendekatan Kompetitif

Model ini sering juga disebut dengan istilah model pendekatan menang-kalah;. Menurut Thorn yang dikutip oleh Mufid A. Busyairi (1997), untuk memenangkan
negosiasi model menang-kalah agar menempuh 4 (empat) langkah:
1) menjelaskan komitmen kita secara tegas tentang
apa yang kita inginkan.
2) menunjukkan akibat-akibat yang akan terjadi jika keinginan tersebut tidak tercapai.
3) menghadang lawan untuk mencapai keinginannya.
4) Menunjukkan jalan keluar yang bisa menyelamatkan muka lawan dengan menawarkan konsesi penghibur.

Model menang-kalah ini tidak selalu dalam bentuk kekerasan seperti menggunakan ancaman, teror, pembunuhan sampai dengan perang dan/atau kekerasan lainnya. Model menang-kalah apabila telah menjadi pilihan menandakan adanya sikap bahwa pihak lawan tidak bisa diajak berkawan (kawan bermasyarakat, bernegara dan berpolitik) tetapi telah menempatkan lawan negosiasi sebagai musuh atau sebagai pihak yang dikuasai.

Cara negosiasi dengan kekesaran dapat dicermati dalam film Goodfather karya Puzo. Dengan menggenggam sepucuk senapan yang sudah dikokang dengan menodongkan arah kepala, sang aktor berkata akan saya berikan tawaran yang tidak bisa anda tolak. Anda tandatangani atau otak Anda akan berceceran di atas kontrak ini. Memang negosiasi model menang-kalah tidak efisien dan sering tidak menghasilkan apa-apa karena tidak mampu menggunakan peluang yang ada untuk keuntungan bersama.

D. Praktik Lobi dan Negosiasi: Beberapa Kasus
Beberapa kasus pertentangan yang dimulai dari perbedaan kepentingan sampai pada pertentangan politik tingkat lokal, nasional dan internasional dapat diselesaikan melalui lobi atau negosiasi, baik secara kooperatif maupun kompetitif di antaranya adalah:

1. Kasus Pilkada Pada tahun 2000, sekitar bulan April di salah satu kabupaten di Pulau Sumatera melangsungkan pesta demokrasi, yaitu pemilihan Bupati/Wakil Bupati daerah setempat (belum pemilihan langsung).

Lobi-lobi dan negosiasi antara para calon dengan partai politik sebagai perahu tumpangan dan para anggota DPRD sebagai pemilik suara (one man – one vote) berlangsung “dahsyat”. Berbagai pendekatan dilakukan; mulai dari lobi-lobi ringan dengan memberikan bingkisan lebaran kepada para anggota Dewan, sampai dengan perundingan-perundingan yang berat, seperti: money politic yang bervariasi one man two hundred; one man one car; pilih kuda atau kijang (di teror atau menerima hadiah mobil kijang), melakukan pendekatan paksa yaitu memboyong anggota Dewan yang diperkirakan akan memilih calon lainnya kalau tidak boleh dikatakan mengkerangkeng; yang dikenal dengan istilah & serangan fajar. Bentuk/model pendekatan manapun yang dipakai oleh para Tim Sukses dari masing-masing calon, kesemuanya adalah terpulang kepada kemampuan berkomunikasi yang komunikabilitas. Hanya saja teknik yang digunakan ada yang bersifat kooperatif dan ada pula yang kompetitif yaitu dengan menghalalkan segala cara – pokoknya menang (terpilih menjadi Bupati/Wakil Bupati). 
Pada akhirnya calon yang kurang efektif dalam lobi-melobi dan bernegosiasi akan tersingkir, walaupun oleh masyarakat calon yang menang bukanlah calon yang tepat dan tidak berbobot atau tidak pantas untuk memimpin daerah. Tetapi kalau sudah terpilih oleh anggota Dewan Yang Terhormat (sekarang pemilihan langsung) mau apa lagi. Garbage in Garbage out. kalau yang terpilih berkualitas sampah, kepemimpinannya juga seperti sampah. 
2. Kasus-kasus Pemberontakan Dalam Negeri Sepanjang sejarah telah beberapa kali terjadi pemberontakan yang bertujuan ingin melepaskan diri dari NKRI dan merdeka (mendirikan negara sendiri), seperti: RMS di Maluku; Permesta di Sulawesi Utara; PRRI di Sumatera Brat; GAM di Aceh, dan OPM di Papua. Selain itu ada pula pemberontakan yang bertujuan mengganti ideologi Pancasila (DI/TII dan G.30.S/PKI). Namun mengapa perbedaan dan pertentangan yang melahirkan pemberontakan dapat terjadi, jawabannya boleh jadi karena kegagalan lobi dan negosiasi. Walaupun peristiwa pemberontakan tersebut berhasil ditumpas dengan senjata dalam arti penyelesaiannya menggunakan pendekatan menang-kalah (kompetitif). Sebagai contoh, bahwa Gerakan Aceh Merdeka (GAM) setelah beberapa tahun dilakukan penumpasan dengan angkat senjata oleh TNI/Polri namun tidak tuntas, kemudian dilakukan lobi-lobi dan perundingan/negosiasi yang pada akhirnya menghasilkan persetujuan (MOU Helsinki) yang saling menguntungkan (menang-menang) suatu pendekatan kooperatif. Pendekatan kooperatif dilakukan, karena selain penerapan pendekatan kompetitif dengan memerangi GAM (yang mendapat bantuan LN?) dirasa kurang efektif juga memang cara-cara kekerasan tidak disukai oleh dunia internasional.

3. Kasus Perang Dingin Amerika Serikat Uni Soviet Ketika Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet memuncak dan akan berubah menjadi Perang Terbuka, karena Presiden Uni Soviet mengancam akan mengangkat senjata (Perang Terbuka). Untuk menjawab tawaran berdasarkan ancaman senjata yang diperkirakan tidak akan menguntungkan Amerika, Presiden J.F. Kennedy menggertak dengan berkata I can loose ! Why ? I will tell you why. Becaouse I have knowledge, Courage and enthuasm. 
Dengan gertakan tersebut telah membuat dan memudarkan keinginan Soviet untuk berperang secara terbuka. Perang Terbuka tidak terjadi. Dalam kasus ini menggunakan model kompetitif (menangkalah) yaitu pihak yang menang adalah Amerika karena Perang Terbuka tidak terjadi. Namun tidak demikian halnya dengan sengketa AS dan Irak. 
Dalam kasus ini jelas terlihat betapa penting arti sebuah lobi. Memang di Era Globalisasi sekarang ini, kalau sesuatu perbedaan/pertikaian tidak dapat diselesaikan melalui perundingan dengan lobi-lobi yang menyakinkan, niscaya akan terjadi lagi Perang Dunia III atau setidaknya akan terulang Perang Irak (Perang Teluk) dan/atau interpensi/teror-teror lainnya.

E. Penutup
Setelah memahami konsep Lobi dan Negosiasi serta mencermati dan mensiasati kasus-kasus/peristiwa-peristiwa tentang beberapa perbedaan/ pertentangan dan persengketaan dalam pergaulan di tingkat lokal, nasional, dan internasional, maka dirasakan bahwa “Konsep lobi, dan negosiasi sudah menjadi suatu keharusan global” kalau tidak boleh dikatakan sebagai suatu kemutlakan.